Cara Mencegah Rontoknya Bunga & Bakal Buah
Cara Mencegah Rontoknya Bunga & Bakal Buah - Hi, Sahabat semua pengunjung setia blog Milano-ruus semoga tetap dalam hidup yang harmonis dalam keseharian sehingga apapun yang sahabat Petani lakukan pasti maksimal jika kesehatan selalu dijaga. Dan besar doa kami semoga Cara Mencegah Rontoknya Bunga & Bakal Buah menjadi Keberkahan dari Allah SWT serta apa sahabat Petani lakukan Cara Mencegah Rontoknya Bunga & Bakal Buah ini menjadi asbab mendapatkan Ilmu bermanfaat untuk diri dan masyarakat banyak pada umumnya. amin
Cara Mencegah Rontoknya Bunga & Bakal Buah
Baiklah sahabat Petani pada kesempatan ini admin akan membagikan tentang Cara Mencegah Rontoknya Bunga & Bakal Buah
Periode berbunga dan berbuah suatu tanaman adalah saat yang paling dinantikan oleh penanam karena harapan terbesar penanam adalah memanen buah dari tanaman yang sudah dirawat dengan baik dan dalam kurun waktu yang cukup panjang. Namun, harapan ini terkadang tidak menjadi kenyataan karena bunga rontok dan berguguran sebelum berkembang sempurna, berubah menjadi bakal buah. Kalaupun berubah, bakal buah yang terbentuk hanya berjumlah sangat sedikit,
Secara umum, kerontokan bakal buah pasca persarian bunga, disebabkan karena beberapa faktor :
Kerontokan karena faktor fisiologis kimiawi :
Kandungan nutrisi, khususnya hara fosfat (P) dan kalium (potassium = K) yang terbatas dalam tanah atau media tanam tabulampot menjadi faktor penyebab utama kerontokan bunga dan bakal buah atau buah yang sedang mengalami proses pembesaran. Jika kandungan kalium dalam tanah sangat terbatas, maka kerontokan buah akan menjadi lebih banyak. Kerontokan buah ini akan semakin parah jika pasokan air dari dalam tanah ke tanaman juga terbatas.
Jika kerontokan buah disebabkan oleh faktor malnutrisi kalium, maka pemberian pupuk kalium, baik dalam bentuk tunggal (Kalium Chloride, KCl) maupun dalam bentuk majemuk (Kalium nitrate, KNO3) dapat menjadi solusi untuk mengatasi kerontokan buah. Pemberian pupuk yang mengandung kalium harus dilakukan seawal mungkin, sebelum pembungaan berlangsung dan pasca persarian selesai sehingga pemanfaatan unsur hara oleh tanaman dapat terjadi secara optimal.
Baca Juga : Bahan-Bahan Alami sumber Unsur hara Makro dan Mikro
Baca Juga : Bahan-Bahan Alami sumber Unsur hara Makro dan Mikro
Pada beberapa kasus, pemberian pupuk fosfat yang dikombinasikan dengan kalium (pupuk MKP, mono kalium phosphate, KH2PO4 misalnya) sangat membantu tanaman untuk berbunga dan berbuah dengan normal karena pasokan kalium diberikan dalam jumlah lebih sedikit, namun diberikan bersamaan dengan pemberian fosfat yang sangat dibituhkan tanaman saat memasuki periode vegetatif untuk berbunga dan berbuah. Pasokan air sebagai salah satu komponen utama dalam proses fotosintesis juga akan sangat membantu mencegah timbulnya masalah kerontokan bakal buah.
Baca Juga : Cara Mudah Budidaya Semangka agar Hasil Yang Optimal
Baca Juga : Cara Mudah Budidaya Semangka agar Hasil Yang Optimal
Pasokan air yang cukup jangan diartikan bahwa tanaman harus mendapatkan air dalam jumlah berlebihan, namun harus dimaknai bahwa kondisi tanah di sekeliling media tanam haruslah selalu berada dalam keadaan lembab (bukan becek, apalagi tergenang), untuk memastikan bahwa pasokan air selalu tersedia saat dibutuhkan oleh tanaman untuk proses persarian, pembesaran dan pemasakan buah. Ketersediaan kalium dan fosfat yang baik akan lebih bermakna bagi tanaman jika ketersediaan air juga mencukupi, sehingga proses pembentukan dan pengisian buah akan berlangsung dengan baik pula.
Kerontokan karena faktor biologis :
Pasca persarian bunga, seharusnya diikuti oleh pembentukan bakal buah yang akan berkembang menjadi buah sempurna, namun sering terjadi bakal buah rontok karena terserang beberapa jenis hama maupun penyakit buah. Hama-hama ini umumnya menyerang, dimulai pada saat pembentukan kelopak bunga hingga pembentukan bakal buah pasca persarian bunga.
Beberapa hama berwujud ulat yang memakan bakal buah yang baru terbentuk, hama penggerek berupa serangga yang menghisap cairan sel bakal buah yang baru terbentuk, serta beragam jenis kutu penghisap cairan sel yang mengeluarkan sejenis madu yang disukai oleh semut. Simbiosis antara kutu dengan semut ini menimbulkan gejala lapisan hitam (embun jelaga) di sekujur bakal buah dan daun di sekelilingnya.
Baca Juga: Cara Menanam Melon Di Musim Kemarau agar Berbuah Besar Dan Manis
Baca Juga: Cara Menanam Melon Di Musim Kemarau agar Berbuah Besar Dan Manis
Selain merusak buah muda, tampilan tanaman secara keseluruhan juga menjadi jelek karena lapisan jelaga hitam terlihat mengotori tanaman. Selain itu, jelaga hitam juga menghalangi daun tanaman untuk berfotosintesis dengan normal, dan mengurangi jumlah fotosintat yang terbentuk untuk disimpan sebagai cadangan bahan kering (biomassa) di dalam tubuh tanaman.
Kerontokan karena faktor fisik :
Di musim penghujan dengan curah hujan yang tinggi, yang mengguyur terus-menerus dengan intensitas jangka waktu panjang, menjadi penyebab utama rontoknya bunga atau bakal buah pasca persarian. Dalam kondisi basah, benangsari (alat kelamin jantan pada bunga) lengket satu sama lain karena terikat oleh air, benangsari tidak bisa bertemu dan membuahi kepala putik (alat kelamin betina pada bunga).
Baca Juga: 5 Cara Menanam Cabe Merah yang Benar dan Panen Melimpah
Baca Juga: 5 Cara Menanam Cabe Merah yang Benar dan Panen Melimpah
Sebaliknya di musim kemarau, suhu panas yang ekstrim disertai dengan pengaruh kelembaban yang rendah di siang hari, juga menjadi faktor fisik penyebab kegagalan persarian, karena pada suhu ekstrim, viabilitas atau daya hidup dan vigor benangsari menjadi sangat rendah (singkat) sehingga sulit bagi benangsari untuk tetap viabel dan membuahi kepala putik. Akibat kedua penyebab utama ini, bunga akhirnya layu dan gagal membentuk bakal buah karena proses persarian bunga tidak berlangsung secara normal.
Selain faktor-faktor tersebut di atas, pada tanaman-tanaman tertentu, terdapat selisih waktu yang cukup nyata antara pemasakan benang sari (alat kelamin jantan) dan kepala putik (alat kelamin betina), artinya, benang sari masak lebih awal atau bahkan masak lebih lambat dari masaknya kepala putik.
Perbedaan waktu pemasakan inilah yang menjadi penyebab kegagalan persarian pada tanaman karena benang sari tidak dapat membuahi kepala putik. Akibatnya, bunga langsung layu beberapa waktu setelah bunga mekar. Pemberian beberapa senyawa kimia, misalnya gibberelic acid (GA3), dapat merangsang terjadinya pemasakan benangsari yang serempak dengan pemasakan kepala putik atau sebaliknya, yang bertujuan untuk meningkatkan persentase keberhasilan persarian/pembuahan dan pada akhirnya akan meningkatkan pula persentase bunga menjadi bakal buah.
Aplikasi GA3 konsentrasi sangat rendah (misalnya, kurang dari 200 ppm/bpj : bagian per juta) dapat dilakukan sebelum atau pada saat masa pembungaan berlangsung, diaplikasikan dengan cara penyemprotan bakal bunga maupun dengan cara pengocoran ke akar tanaman, akan sangat tergantung kepada jenis tanaman yang diperlakukan.
Pada beberapa tanaman, kegagalan persarian bunga dan tentu saja tidak akan diikuti oleh pembentukan bakal buah juga bisa terjadi karena ketidak hadiran serangga penyerbuk (entomogami), sehingga relatif sulit bagi benang sari bunga untuk menyerbuki kepala putik. Peranan angin sebagai salah satu penyebab terjadinya persarian bunga (anemogami) juga minimal, sehingga perlu dilakukan penyerbukan buatan dengan bantuan tenaga manusia, contoh pada tanaman panili, beberapa varietas salak, serta varitas buah naga.
Baca Juga: Cara Menanam Lobak Merah agar Cepat Panen
Baca Juga: Cara Menanam Lobak Merah agar Cepat Panen
Benangsari dari bunga yang mekar diambil menggunakan kuas dan benangsari yang terkumpul kemudian dikuaskan ke kepala putik saat kepala putik siap untuk dibuahi, sementara pada salak diambil bunga jantan yang matang dan dilekatkan sambil dioles-oleskan ke bunga betina agar terjadi persarian atau perkawinan. Dengan proses artifisial ini diharapkan terjadi persarian bunga dan dari persarian tersebut tentu saja diharapkan muncul bakal buah yang akan berkembang menjadi buah sempurna. Tanpa persarian buatan, bunga akan mekar lalu kemudian layu dan rontok begitu saja.
Baca Juga: Cara Mencegah dan Mengatasi Buah Nangka Sering busuk Di Pohon
Demikianlah yang bisa kami bagikan terkait Cara Mencegah Rontoknya Bunga & Bakal Buah yang pada intinya apapun yang kita lakukan dalam dunia ini tak mungkin berhasil jika tidak di sertai dengan Tekat, ketekunan, kreatifitas dan Do'a maka dari itu besar harapan kami apa yang anda dapatkan disini bermanfaat minimal bagi diri sendiri dan orang lain, meskipun banyak yang membahas tentang Cara Mencegah Rontoknya Bunga & Bakal Buah namun pada blog ini kami berusaha memberikan lebih dari yang lain sebab kami juga mengambil dari berbagai referensi yang tentu mengenai Cara Mencegah Rontoknya Bunga & Bakal Buah. sekali lagi Semoga tulisan ini bermanfaat serta jika ada hal yang kurang jelas silahkan tanyakan pada kami melalui kolom komentar di bawah.. Sekian dan terimakasih.
Sumber Foto : Leira,com
Baca Juga: Cara Mencegah dan Mengatasi Buah Nangka Sering busuk Di Pohon
Demikianlah yang bisa kami bagikan terkait Cara Mencegah Rontoknya Bunga & Bakal Buah yang pada intinya apapun yang kita lakukan dalam dunia ini tak mungkin berhasil jika tidak di sertai dengan Tekat, ketekunan, kreatifitas dan Do'a maka dari itu besar harapan kami apa yang anda dapatkan disini bermanfaat minimal bagi diri sendiri dan orang lain, meskipun banyak yang membahas tentang Cara Mencegah Rontoknya Bunga & Bakal Buah namun pada blog ini kami berusaha memberikan lebih dari yang lain sebab kami juga mengambil dari berbagai referensi yang tentu mengenai Cara Mencegah Rontoknya Bunga & Bakal Buah. sekali lagi Semoga tulisan ini bermanfaat serta jika ada hal yang kurang jelas silahkan tanyakan pada kami melalui kolom komentar di bawah.. Sekian dan terimakasih.
Sumber Foto : Leira,com
Open Comments
Close Comments